Jumat, 29 April 2011

Oleh: Rizky Pratama

Ibuku, Malaikatku

Membahas tentang sosok seorang ibu memang tiada habis-habisnya. Bagiku Ibuku bukan hanya sekedar orang yang melahirkan kita ataupun super hero yang selalu ada di dekat kita saat kita membutuhkan bantuan. Melainkan menurutku, Ibuku adalah sosok malaikat yang dikirim Tuhan kepada kita untuk menyampaikan wahyu atas kehidupan yang di anugerahkan Tuhan kepadaku. Ibuku layaknya malaikat yang menjagaku, memberiku banyak pelajaran, mendidikku, merawatku, serta memberiku tempat untuk mencari sebuah kedamaian, dimana hanya pada sosoknya aku bisa menemukan.

       Ibuku mengajari diriku tentang banyak hal, dari yang kecil sampai yang besar. Mengajariku cara berjalan, berbicara, berpakaian, memakai sepatu, serta hal lain yang di anggap sepele tapi sangat berharga menurutku.Selain mengajari hal itu, Ibuku juga mengajariku banyak makna dari sebuah kehidupan. Saat aku sedang sedih didalam kegalauan, saat aku merasa bahwa di dunia ini aku tidak berharga. Ibuku meyakinkanku bahwa semua orang yang hidup itu berperan, tidak ada manusia yang tidak berguna di dunia ini, bahwa Tuhan menciptakan manusia pasti ada maksud dan tujuannya. Bukan hanya itu saja, saat aku merasa sombong, sanggup melakukan semuanya, Ibuku menasehatiku bahwa aku tidak boleh sombong karena pada dasarnya kesombongan itu hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Sempurna, bahwa manusia adalah makhluk yang ditakdirkan untuk mempunyai kekurangan dan kelebihan, bukan untuk menjadi sesuatu yang sempurna sehingga bisa menyombongkan diri. Itu sebagian pelajaran yang diberikan Ibuku kepadaku hingga membuatku sangat amat paham arti sebuah kehidupan, dan masih sangat banyak lagi pelajaran berharga yang diberikan olehnya tanpa ada satu katapun yang dapat melukiskan besarnya pelajaran itu, hingga aku benar-benar yakin kalau Ibuku adalah sosok malaikat yang tidak memiliki sayap.

      Ya... Malaikat yang tidak memiliki sayap, dengan seluruh pengorbanannya yang membuatku mampu bertahan hidup. Saat sebuah ucapannya menjadi keyakinanku didalam hati, saat kemarahannya membuatku semakin menyayanginya dan yakin dia juga menyayangiku. Dan saat kelelahannya menjadi simbol semangatku untuk selalu menjadi simbol semangatku untuk selalu membahagiakannya.

     Ibuku, penuh kemantapan saat menentukan pilihan yang menyudutkan diriku, selalu menjadikanku yang paling penting dari segalah hal, membuatku seperti masuk kedalam kolam yang penuh madu. Serta, Ibuku selalu meracik dirikku untuk menjadi seseorng yang tegas, tegas dalam mengikuti sebuah naluri yang mengikat. Dan hal itu membuatku yakin seutuhnya bahwa Tuhan telah memberiku sosok malaikat yang paling sempurna dalam segala hal, bahwa semua yang ada pada diriku sekarang ini merupakan butir-butir kesetiaanya terhadap Tuhan yang telah memberinya amanah, yaitu aku.

     Semua hal yang pernah dilakukan ibuku, memang tidak akan pernah bisa aku membalasnya. Membuatnya selalu bahagia dan bangga akan diriku yang mungkin hanya bisa kulakukan. Thank you Mom, you're My Angle. I LOVE U.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar