Selasa, 19 April 2011

Oleh: Riezqy Aqmalliah

Mamaku adalah Pahlawanku.

Mama adalah pahlawan dalam setiap hembusan nafasku. Hari-hariku yang suram selalu mama yang mengisinya. Canda, tawa, suka dan duka selalu aku curahkan pada Mama. Mama tak pernah mengeluh menerimanya. Meskipun aku tak punya siapa-siapa baik teman maupun pacar, tapi Mama tetap orang yang paling berharga setiap nafas yang aku hembuskan. Kehadiran Mama setiap saat di sampingku merupakan anugerah yang tak terlupakan sampai detik terakhir hidupku nantinya.  Tak ada hal yang secukup mungkin dari kehadiran Mama di sampingku saat ini. Andai ada pilihan lain antara memilih Mama sebagai nyawa taruhannya, maka aku akan memilih Mama meskipun nyawaku lenyap karenanya.

Mama adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang biasa-biasa saja. Tapi bagiku, Mama sangat begitu spesial. Kenapa begitu ? Karena Mama tak mampu tergantikan oleh seluruh isi dunia ini. Mama juga adalah sesosok Ibu yang kurang paham menghitung kesalahan-kesalahan yang di buat anak-anaknya. Selalu berlaku adil meskipun anak-anaknya yang lain sering bilang tidak adil di depannya dan hingga meneteskan air mata. Rela membuat dirinya miskin demi anak-anaknya. Merasa kenyang saat anak-anaknya meminta kebutuhan pokok meskipun perutnya melilit kesakitan karena lapar. Dan uang ratusan ribu tak berarti baginya demi perlengkapan anak-anaknya. Mencari sesuap nasi demi anak-anaknya walau kulit menjadi kering dan keriput.

Mama selalu mengajariku untuk selalu berbuat tulus dan ikhlas melalui kata-katanyaa: “Jadilah akar yang gigih mencari air, menembus tanah yang keras demi sebatang pohon. Ketika pohon tumbuh, berdaun rindang berbunga indah dan menunjukkan eloknya pada dunia serta mendapat pujian pula, akar tidak iri dan tetap bersembunyi di dalam tanah.

Aku selalu menangis di pangkuan Mama dan dalam waktu 2 menit Mama pasti mampu membuatku tertawa karena ulahnya. Itulah Mamaku. Mama juga sering mengabulkan apa yang ku inginkan. Walau sangat berat baginya dan dengan jerih payah yang besar, namun Mama tak perduli. Ia tetap berniat ingin membahagiakanku meski harus jatuh bangun sekalian. Aku selalu berdoa pada Tuhan agar aku mampu membahagiakannya sampai aku tak bisa mendengar nafasnya lagi nanti. Meskipun saat sekarang hanya prestasi yang baru dapat aku persembahkan padanya.

_I LOVE U MAMA_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar