Minggu, 24 April 2011

Oleh: Luckty Giyan Sukarno

Mamaku, Panutanku

Mama adalah seorang guru. Beliau adalah guru yang disayangi murid-muridnya.
Pernah suatu hari saat ulangan harian, mama menjanjikan kepada muridnya jika ada yang mendapat nilai sepuluh akan dihadiahi semangkuk mie ayam. Ternyata, satu kelas mendapat nilai sepuluh semua, dan mama pun menuaikan janjinya untuk mentraktir mereka makan mie ayam ;)

Yang lebih lucu, saat murid-murid laki susah disuruh potong rambut. Satu orang yang potong rambut dikasih uang tiga ribu. Anak SD dikasih uang segitu pasti seneng banget. Alhasil, semua murid laki mau potong rambut walaupun dengan iming-iming uang tiga ribu! :p

Tidak hanya muridnya yang diberi perhatian, orang gila pun juga. Ada orang gila yang sering mojok di dekat sekolah tempat mama mengajar. Apa yang beliau lakukan? Mama sering memberikan bekalnya untuk orang itu. Orang gila juga manusia, katanya.

Pernah juga ada mbah-mbah yang membawa dua kurungan ayam. Tua dan jalannya terseok-seok. Tampak kelelahan berjalan kaki membawa barang dagangannya itu. Ketika lewat rumah, mama membeli kurungan ayam itu. Padahal kami di rumah tidak pelihara ayam. Mama bilang, bisa buat kurungan adik kalo bandel tidur siang! :D

Seringkali mama pulang dari pasar membawa daun singkong, pepaya, pisang. Jelas-jelas di kebun rumah banyak. Mama pasti bilang, kasian yang jualan sudah tua… :’)

Mama juga paling gak tega liat anak yang udah nggak punya orangtua; yatim bahkan yatim piatu. Mama selalu membayangkan jika anaknya diposisi tersebut.

Yup, mama mengajariku bagaimana menjalani hidup. Kita hidup tidak sendiri. Ada rejeki orang lain di rejeki yang kita dapatkan. Kita hidup cuma sebentar. Kita mati nggak bawa apa-apa, kita mati cuma bawa amalan.

Walaupun mama sudah lima tahun tiada, makam beliau tidak pernah sepi bunga. Selalu ada yang berziarah. Mama selalu dihati, mama takkan terganti. My Mom is My Hero.. :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar