Selasa, 19 April 2011

Oleh: Ricky Mardiansyah

Ibuku, Malaikatku...



Jika ada yang bertanya apa arti seorang ibu bagiku? Aku akan menjawab, dia adalah segalanya bagiku dan dia adalah malaikatku. Dia adalah sosok "malaikat pekerja keras". Dia bekerja dari pagi hingga malam hari, 13 jam setiap harinya dari Senin sampai Sabtu. Itu dia lakukan untuk menghidupi keluarganya. Dia bukan malaikat seperti malaikat-malaikat di atas langit sana yang tak kenal lelah yang menjalani semua tugas dan perintah dari Tuhan, namun dia adalah malaikat bagiku, meskipun dia merasa lelah, tetapi dia tak pernah mengeluh dan selalu ikhlas melakukan semuanya untuk anak-anaknya.

Pada pukul 8 pagi dia harus sudah pergi dari rumah untuk bekerja, namun dia tak lupa memasak untuk keluarganya agar kami tidak bingung mau makan apa. Meskipun aku bertemu dengannya setiap harinya hanya beberapa jam saja, namun dia selalu menelepon ke rumah dari kantornya menanyakan keadaan kami.

Aku selalu berusaha untuk meluangkan waktu untuk mengobrol dan menonton TV bersama dengannya pada pagi hari dan malam hari setelah dia pulang bekerja. karena menonton TV adalah salah satu kegiatannya untuk melepas lelah dan TV merupakan hiburan baginya. Dia tak bisa seperti ibu-ibu rumah tangga yang punya banyak waktu untuk menonton TV. Sejak kecil, dia juga selalu berusaha melakukan yang terbaik bagiku, selalu berusaha agar aku bahagia, kebutuhanku terpenuhi, namun tetap mendidikku dengan baik. Aku teringat ketika hari pertama masuk TK, aku menangis terus karena ibuku harus pergi bekerja dan tak dapat menemaniku di hari pertama bersekolah, tidak seperti teman-temanku lainnya yang ditunggu oleh ibunya. Namun malaikatku itu menghiburku dan mengajarkanku untuk menjadi mandiri.

Ibuku adalah malaikat penjagaku, di saat aku sakit, dia selalu ada untuk menjagaku dan menemaniku. Pada bulan Januari 2011 ini aku dirawat selama seminggu di rumah sakit dan ibuku setelah pulang bekerja dia langsung ke rumah sakit untuk menemaniku dan tidur di sampingku, meskipun aku tahu, tidur di rumah sakit untuk menemani pasien rasanya sangat tidak nyaman dan tidak enak namun setiap malam dia ada untukku. Dia tahu semua baik burukku dan di saat aku melakukan kesalahan, dia senantiasa memaafkanku dan memberikan aku kesempatan. Dia adalah sesosok malaikat yang paling menerima aku apa adanya. Ibuku, malaikat yang sangat sabar dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidupnya, menghadapi aku dan adikku, dan menghadapi semua cobaannya.

Malaikatku, aku ingin engkau selalu ada untukku, jangan tinggalkan aku dan aku ingin sekali bisa membahagiakanmu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar