Selasa, 19 April 2011

Oleh: Dwi Aprilytanti Handayan

Mamaku hanya ibu rumah tangga biasa yang menjelma menjadi pahlawan luar biasa di mata anak-anaknya tanpa mengabaikan takdir Tuhan, jasa almarhum papa dan kerabat lainnya.

Sepeninggal papa kehidupan kami seperti panti asuhan mini, dengan pengelolaan donasi dari kerabat dan uang asuransi tenaga kerja dari perusahaan papa bekerja yang tak seberapa jumlahnya.

Pengorbanan, pengertian dan semangat mama yang tak pernah pudar mengasah kami untuk bermental baja dan mampu meraih asa seperti yang kami damba meski dalam kesederhanaan dan keterbatasan.

Mama adalah pahlawan kami, beliau tiada lelah menemani kami menjalani hari-hari dalam bersekolah, wisuda, mencari kerja, menikah tanpa pernah mengeluh meskipun selama 25 tahun menderita benjolan sejenis tumor di bagian tubuh yang pasti saat mengganggu kala melangkah ataupun sekedar duduk saja dan baru bersedia dioperasi ketika kami, anak-anaknya telah mandiri..

Petuah-petuah Mama bagai cahaya menerangi hati dan sejuk laksana embun di pagi hari. “Sekaya apapun materi yang dimiliki manusia hidupnya tak berarti jika anak-anak mereka menjadi anak yang tidak taat pada Tuhannya“  menjadi pedoman bagiku dalam mendidik anak-anakku kini.

Berusaha dan berdoa tanpa henti, "Setiap ikhtiar ada jawabannya" ucap beliau suatu ketika, menginspirasiku menjadi wanita mandiri yang punya jati diri namun tak tinggi hati dan tidak lupa untuk memelihara empati dan rasa ingin berbagi.

Seandainya seisi dunia mampu terbeli tak kan sepadan dengan cinta dan jasa mama terhadap kehidupan kami...

1 komentar: