Minggu, 01 Mei 2011

Oleh: Ratu Marfuah

Ibuku adalah wonder woman

Dalam benakku, ibuku adalah seorang wonder woman. Beliau tak pernah sedetik pun merasa lelah dan letih dalam merawat kami, anak-anaknya. Kami juga bukanlah anak yang manis yang selalu diam, kadang darah muda kami bergejolak mengikuti dentuman gelora hati kami yang kadang keras menghentak. Namun beliau tetap sabar meluruskan jalan kami yang kadang menyimpang dan salah arah.

Dua belas anak sudah terlahir dari rahim beliau. Enam hidup dan menghuni bumi, sementara enam lainnya teramat dicintai Allah sehingga Allah menampatkannya disisiNya. Letihkah beliau? Merasa repotkah dengan banyaknya anak? Tidak, sedetik pun beliau tidak mengeluh. “Banyak anak banyak rejeki”, itu yang selalu beliau ucapkan saat ada orang yang mencelanya karena mempunyai banyak anak.

Ibuku juga seorang guru terbaik, yang selalu membimbing kami tanpa pernah merasa jemu. Beliau tak pernah berpidato agar kami menjadi sopan, santun dan bijak. Tapi sikapnya yang sopan, santun dan bijaklah yang akhirnya mengajari kami. Ilmu itu tak harus diucapkan agar dimengerti, tetapi harus dilakukan agar pemahaman terlahir secara murni dari dasar hati.

Pendidikan ibuku tidaklah tinggi, bangku SMP pun tak tamat dikenyamnya. Bukan karena kemalasan yang menyebabkan ibuku tak sampai berpendidikan tinggi tapi faktor ekonomi lah yang memaksa ibuku mengubur dalam-dalam semua impiannya. Sedih, pastinya ibuku merasakan itu. Dan kesedihan itulah yang akhirnya membuat beliau berjuang keras agar anak-anaknya mengenyam pendidikan yang tinggi dan hal itu terbukti, dua anak beliau telah merampungkan kuliahnya.

Aku sangat bersyukur sekali mempunyai seorang ibu seperti ibuku. Seorang ibu yang tangguh, yang selalu berjuang tanpa henti agar anak-anaknya maju dan tak mempunyai nasib yang sama seperti beliau. Seorang ibu yang tak pernah letih mengurus enam anaknya, mengurus suami dan mengurus rumah. Semuanya beliau lakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang, tanpa pernah mengharapkan tanda jasa dan balasan.

Ibu, aku mencintaimu sepenuh hati. Maafkanlah aku yang belum bisa membuatmu bahagia dan bangga. Tak banyak yang bisa kulakukan untukmu, hanyalah sebuah cinta dan sebait doa yang sering kulafadkan padaNya, agar Allah selalu menjaga dan merawat ibu seperti ibu menjaga dan merawatku sewaktu aku kecil dulu.

Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiroo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar